Di sisi lain, Tokopedia juga memiliki sederet program lain seperti TGTC x project, Tokopedia Internship, Product Design Academy, serta Summer Acceleration sebagai program kolaborasi dengan berbagai universitas.
“Harapannya masyarakat bisa belajar, berkolaborasi, dan mendapatkan kurikulum terkait teknologi yang langsung oleh para ahli di bidangnya. Tujuannya, pemerataan akses belajar bagi semua orang, anak-anak SMA (sekolah menengah atas), kuliah yang ingin berkarya di industri teknologi,” tandas Tika.
Tidak hanya itu, Tokopedia Academy juga menjalin kerja sama dengan universitas untuk pembuatan pusat AI (Artificial Intelligence), modul perkuliahan, hingga Tokopedia Goes to Campus dan masih banyak lagi. Tokopedia Academy juga bersinergi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui SIBERKREASI dalam program Tokopedia NextGen. Ada pula program Magang Bersertifikat dan Hackathon DevCamp berkolaborasi dengan Kampus Merdeka Kemendikbud Ristek.
Tika mengisahkan tugasnya bertanggung jawab merancang aplikasi yang tak hanya mudah bagi pengguna, namun juga membantu mitra untuk meningkatkan skala bisnisnya. Tika dan tim teknologi Tokopedia perlu menjaga kualitas setiap fitur dan aplikasi dengan automation test hingga apps help monitoring.
Dalam ekosistem Tokopedia, lanjutnya, Nakama–sebutan untuk karyawan Tokopedia– diberikan kesempatan yang sama untuk mengembangkan kapasitasnya.
“Ini terlihat dari knowledge sharing di luar dan dalam Tokopedia baik untuk soft skill dan hard skill,” sebutnya.
Karena, dia menilai, untuk bekerja di perusahaan teknologi, sumber daya manusia (SDM) tak hanya perlu menguasai kemampuan teknologi (hard skill) tapi juga soft skill seperti komunikasi yang baik dan mampu berkolaborasi dengan tim.
“Kuncinya adalah mau untuk belajar,” kata Tika soal tips utama bekerja di perusahaan teknologi.