Please Wait ...
Pandemi Covid-19 yang menyerang dunia dan masuk ke Indonesia sejak Maret tahun lalu telah membuat berbagai sektor ekonomi berjatuhan, tak terkecuali usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Survei Bank Indonesia (BI) yang dirilis Maret 2021 menunjukkan 87,5% pelaku UMKM terkena dampak, sebanyak 93,2% di antaranya terimbas dari sisi penjualan.
Namun demikian, ada 12,5% UMKM yang hanya merasakan dampak kecil dari pandemi. Kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, UMKM yang tidak begitu terdampak adalah mereka yang berfokus pada sektor pertanian dan perkebunan, sektor makanan dan minuman, serta UMKM yang sudah melakukan transformasi digital.
UMKM makanan dan minuman itu masih mengalami pertumbuhan sebesar 100%, kesehatan 154%, dan hobi seperti games meningkat 25%
Masih positifnya beberapa sektor UMKM itu, ditambah dengan perbaikan ekonomi nasional yang juga sudah mulai tampak, membuat Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki cukup yakin, kondisi UMKM sudah sangat membaik di kuartal-II 2021.
Terpisah, Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM Siti Azizah menuturkan, pandemi Covid-19 memang telah mengakselerasi tingkat adopsi digital. Hal itu juga mendorong para pengusaha akar rumput mau tak mau harus masuk ke ekosistem digital.
Perubahan UMKM ke ranah digital pun beragam, mulai dari produksi, pelayanan, hingga pemasaran yang paling banyak dilakukan di situs e-commerce atau marketplace. Di saat yang sama, pemerintah pusat bersama pemerintah daerah juga turut membantu para UMKM untuk bisa masuk ke dalam ekosistem digital.
"Salah satunya dengan membeli produk mereka, mengajak influencer untuk memasarkan produk UMKM di media sosial, membuat kemitraan ekspor, dan lainnya," ujar dia, saat dihubungi Alinea.id, Jumat (8/10).
Dengan banyaknya UMKM yang telah bertransformasi ke dunia digital, Siti yakin, jumlah UMKM go digital tahun depan dapat mencapai 19 juta unit. Selain itu, pemerintah juga menargetkan 25,5 juta pelaku UMKM sudah go digital pada 2023.
Sementara itu, menurut data Kementerian Perdagangan (Kemendag), hingga saat ini sudah ada sebanyak 15 juta pelaku UMKM yang bergabung dengan platform e-commerce. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan bilang, angka ini merupakan capaian yang sangat memuaskan sejak digalakkannya Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dua tahun lalu.
" Kementerian Perdagangan optimistis dapat mencapai target on boarding (transformasi digitalisasi) 30 juta pelaku UMKM pada 2025," ungkapnya, kepada Alinea.id, Minggu (10/10).
Kepala UMKM Center Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Zakir Machmud mengatakan, satu-satunya cara UMKM untuk selamat dari pandemi adalah dengan masuk ke dalam ekosistem digital. Tak hanya akan membantu UMKM, perubahan teknologi niscaya menciptakan peluang baru yang berdampak pada munculnya lapangan kerja dan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.
Sayangnya, hal itu masih sulit dilakukan UMKM lantaran kurangnya kemampuan para pelaku UMKM untuk beradaptasi dengan digital, hingga keengganan para pelaku sendiri untuk mengubah gaya pemasarannya, dari konvensional menjadi daring.
Karena itu, dari pemerintah dan penyedia platform e-commerce perlu mengajak dan memberikan pendampingan kepada UMKM agar bisa terjun langsung ke ranah digital
Pendampingan tersebut macam-macam bentuknya, yakni bisa melalui training, coaching, gathering, atau konsultasi. Hal ini pun lantas disetujui Ekonom Institute of Development on Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti. Menurutnya, pendampingan sangat diperlukan untuk membawa pelaku UMKM ke dalam ekosistem digital.
"Itu karena kebanyakan pelaku UMKM, khususnya yang ada di luar Jawa masih jauh sekali keterhubungannya dengan digital, salah satunya karena kurangnya infrastruktur digital di sana," bebernya, saat dihubungi Alinea.id, Minggu (10/10).
Sebagai salah satu perusahaan digital terbesar di Indonesia yang juga menaungi Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial, GoTo Group sepenuhnya sadar akan pentingnya transformasi digital oleh UMKM. Karenanya, melalui gerakan #BangkitBersama, grup yang dipimpin oleh Andre Soelistyo ini berusaha untuk meningkatkan partisipasi UMKM dalam ekonomi digital nasional.
Selain itu, gerakan yang dimulai dari daerah ini juga dimaksudkan supaya produk UMKM lokal bisa menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia. Gerakan Bangkit Bersama diharapkan bisa menarik minat konsumen dari luar negeri. Apalagi, Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara menjadi incaran para pemain global.
"Peluang ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik oleh UMKM Indonesia supaya bisa jadi pemain utama di pasar tanah air, bukan penonton," kata GoTo Corporate Affairs Audrey Prograstama Petriny, kepada Alinea.id, Kamis (30/9).
Gerakan #BangkitBersama mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, yaitu Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Pemerintah Daerah.
Dimulai dari Solo, Jabodetabek, Bandung, Medan, Semarang, dan Surabaya dan berlanjut ke daerah-daerah lainnya di Indonesia, gerakan #BangkitBersama hadir dengan enam inisiatif. Yaitu:
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, gerakan dan ajakan GoTo untuk #BangkitBersama perlu menjadi manifesto bersama dalam mendorong tumbuhnya ekonomi nasional, yang dimulai dari daerah-daerah. Terlebih, di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional saat ini, sangat penting untuk meningkatkan daya saing pelaku usaha dalam negeri, termasuk UMKM lokal lewat solusi komprehensif.
"Tentunya langkah ini sejalan dengan inisiatif pemerintah dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, agar produk UMKM kita dapat memenangkan hati masyarakat," ujarnya belum lama ini.
Pada kesempatan lain, Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Siti Azizah mengatakan, pihaknya menyadari, sebagai tulang punggung perekonomian nasional, UMKM tengah dihadapkan pada situasi yang sulit dan menantang. Karenanya, dukungan komprehensif, baik itu solusi teknologi maupun pemberdayaan lainnya menjadi sangat krusial, agar UMKM dapat mengembangkan bisnis, sekaligus membuka berbagai lapangan pekerjaan di daerah.
"Pemerintah berharap komitmen #BangkitBersama dari GoTo dapat menjadi ajakan bersama untuk masyarakat Indonesia bergotong royong mendukung UMKM sebagai pahlawan ekonomi," kata Siti, kepada Alinea.id, Jumat (8/10).