Optimasi AI dalam dunia penggalangan dana meliputi tiga hal. Pertama, pengembangan dan penajaman strategi.
Pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dinilai bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggalangan dana (fundraising) oleh lembaga-lembaga filantropi di Indonesia. Salah satu keuntungannya, mengidentifikasi preferensi dan minat donor potensial lantaran AI membantu personalisasi pesan dan membuat konten yang relevan serta menarik.
CEO Resolve Asia dan praktisi fundraising profesional, Maitra Widiantini, menyampaikan, optimasi AI dalam dunia penggalangan dana meliputi tiga hal. Pertama, pengembangan dan penajaman strategi fundraising.
"Lembaga menerapkan alat analisis data untuk memvisualisasikan data donor, tren penggalangan dana, dan preferensi donor potensial dalam merancang strategi yang lebih cerdas dan menarik," ujarnya dalam webinar "Adaptasi Strategi Fundraising di Era Artificial Intelligence", yang diinisiasi Resolve Asia dan Friendraising.ID serta melibatkan Rumah Zakat dan CenAIang, Kamis (8/6).
Dicontohkannya dengan pengalamannya menyusun strategi dan memperluas target pasar. Dengan memanfaatkan BARD, salah satu alat AI, Maitra memperoleh pendapat kedua tentang strategi yang perlu disusun guna memperkaya dan melengkapi konsep dasar sudah dimiliki.
Kedua, AI memungkinkan peningkatan donasi atau memperbesar peluang pendanaan melalui pengayaan konten, penatalayanan (stewardship) donor, serta prediksi dan analisis donasi. Ketiga, optimasi penggunaan sumber daya penggalangan dana. "Dengan AI, lembaga didorong untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas kerja," kata Maitra.