Air Asia masih mengalami rugi meskipun mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba pada awal 2019.
PT Air Asia Indonesia Tbk. (CMPP) masih mencatat kerugian sebesar Rp93,7 miliar pada kuartal I-2019. Kerugian ini turun dari kuartal I-2018 sebesar Rp218,6 miliar.
Kendati demikian, maskapai berbiaya murah (low cost carrier/LCC) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba yang positif. Air Asia meraup pendapatan bersih Rp 1,332 triliun miliar pada kuartal I-2019. Pendapatan ini naik 58% dari kuartal I-2018 sebesar Rp 843,836 miliar.
Direktur Utama Air Asia Dendy Kurniawan mengatakan, pada kuartal I-2019 Air Asia juga memperoleh EBITDA sebesar Rp79,39 miliar.
"Kita memang masih mengalami kerugian. Tapi jika dibandingkan dengan tahun lalu kerugian kita turun. Ada perbaikan," ujar Dendy dalam paparan publik di Jakarta, Senin (24/3).
Ia menjelaskan, sepanjang 2018, Air Asia menemukan tiga tantangan eksternal yang kemudian berdampak pada kelancaran usaha. Ketiga hal tersebut yakni nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus melemah, kenaikan harga bahan bakar avtur, serta bencana alam yang mengakibatkan permintaan menurun.