Aksi unjuk rasa 22 Mei yang berujung ricuh diprediksi menekan nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp15.000 per dolar AS.
Aksi unjuk rasa 22 Mei yang berujung ricuh diprediksi menekan nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp15.000 per dolar Amerika Serikat.
Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (22/5) sore melemah pasca aksi demonstrasi memprotes pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang sempat ricuh.
Rupiah melemah 45 poin atau 0,31% menjadi Rp14.525 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.480 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah memang dominan dipicu oleh sentimen domestik yaitu aksi demo menolak hasil rekapitulasi nasional KPU.
"Secara eksternal itu pelemahan rupiah tidak ada pengaruhnya, pengaruhnya lebih besar di dalam negeri. Pada saat KPU mengumumkan pemenangnya adalah Jokowi, yang terjadi paslon 02 menolak dan terjadi kerusuhan. Kerusuhan ini menyebabkan pelaku pasar meninggalkan dan melakukan profit taking di pasar Indonesia," ujar Ibrahim, Rabu (22/5).