Pandemi merupakan waktu yang cukup berat untuk berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek kehutanan.
Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) menyebutkan, per 29 Desember 2020, nilai ekspor industri kehutanan hulu hilir senilai US$10,97 miliar. Capaian itu, sedikit lebih rendah daripada tahun sebelumnya.
“Year on year turun sebanyak 5,17% dibandingkan periode yang sama pada 2019 yang mencapai US$11,55 miliar. Masih dua hari di 2020, mudah-mudahan bisa tembus US$11 miliar untuk tahun ini,” harapnya dalam Refleksi 2020: SOIFO 2020, HINTS LHK, dan SEEK 2021, Rabu (30/12).
Adapun berkaitan dengan sektor hulu, produksi kayu alam turun 18% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Dari 6,2 juta meter kubik menjadi 5,1 juta meter kubik.
“Tetapi pada 2020, untuk industri hutan tanaman mengalami kenaikan 14% dibandingkan tahun lalu dari 39,8 juta meter kubik menjadi 45,5 juta meter kubik. Selain itu, pada kuartal IV-2020 permintaan kayu alam mengalami peningkatan yang telah mendorong harga kayu alam sekitar 10%,” jelasnya.
Selanjutnya, dari sisi penanaman hutan tanaman industri terealisasi penanaman hingga 274.000 hektare, atau meningkat 42% dibandingkan 2019.