Peringkat Indeks kemudahan berbisnis (Ease of Doing Business/EODB) era Jokowi dinilai bagus di atas kertas tetapi melempem realisasi.
Peringkat Indeks kemudahan berbisnis (Ease of Doing Business/EODB) era Jokowi dinilai bagus di atas kertas tetapi melempem realisasi.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardana menyatakan indeks-indeks lembaga pemeringkat seperti World Bank (WB) dan Asian Development Bank (ADB) tidak terbukti di lapangan. Utamanya untuk peringkat ease of doing business (EODB).
Pasalnya, menurut Danang, meski secara peringkat Indonesia relatif terus mengalami perbaikan, namun realitas di lapangan jauh berbeda. Kontribusi peringkat tersebut bagi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan industri hanya menjadi prestasi di atas kertas saja.
"Kita harus sadar bahwa tidak semua ranking-ranking yang dibuat oleh WB atau ADB itu terbukti di lapangan. Pada kenyataannya ekonomi indonesia stagnan di angka 4,9% sampai 5,1%," katanya di Kantor Apindo, Jakarta, Kamis (24/10).
Dia menjelaskan, jika dilihat praktiknya di lapangan, pertumbuhan industri manufaktur dalam negeri justru mengalami penurunan. Hal yang sama juga terjadi di sektor industri perkebunan, yang terus mengalami perlambatan. Sedangkan dari sisi lapangan pekerjaan tidak ada pembukaan lapangan kerja yang baru.