Kondisi perekonomian global yang bergejolak membuat pertumbuhan industri ritel terhambat.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) yang baru terpilih kembali, Roy Mandey, optimistis hingga akhir tahun 2019 industri ritel dapat tumbuh sebesar 9%.
Ia menyebutkan, pertumbuhan tersebut memang masih jauh dari target dua digit yang diperkirakan sebelumnya. Hanya saja, kondisi perekonomian global yang bergejolak membuat pertumbuhan industri ritel terhambat.
"Memang belum sesuai harapan, target kita double digit atau bisa tumbuh tiga sampai empat kali lipat pertumbuhan ekonomi kita. Akhir tahun cukup 8% sampai 9%," katanya di kawasan Tugu Tani, Jakarta, Selasa (3/11).
Dia menjelaskan, selama hampir empat tahun belakangan industri ritel terus mengalami tekanan sehingga tidak mampu tumbuh maksimal. Terlebih lagi, konsumsi masyarakat sedikit banyak juga terus mengalami perlambatan.
Untuk itu, sebutnya, berbagai toko ritel terus melakukan penyesuaian agar tetap bertahan, mulai dari mengecilkan ukuran toko, menjual kebutuhan pokok saja, dan membuat konsep toko yang yang juga menyediakan tempat makan.