Padahal, BI telah memangkas tingkat suku bunga acuan hingga ke level 3,5%.
Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI) sekaligus Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung menegaskan, sikap perbankan yang belum menurunkan bunga kredit, menjadi salah satu penyebab tidak kondusifnya situasi perekonomian saat ini.
Padahal, BI telah memangkas tingkat suku bunga acuan hingga ke level 3,5%. Kebijakan BI itu tidak akan terasa, jika bunga kredit perbankan masih tinggi.
Dia menjelaskan, bank yang masih bertahan dengan tingkat suku bunga dasar kredit (SBDK) yang tinggi, menciptakan spread atau margin yang lebar dengan tingkat suku bunga acuan BI.
"Artinya bank-bank berupaya mendapatkan spread lebih tinggi dalam situasi sekarang. Sebenarnya ini tidak kondusif bagi perekonomian. Dengan suku bunga turun harusnya mendorong ekonomi segera pulih," katanya dalam video conference, Senin (22/2).
Dengan margin yang kelewat tinggi tersebut, upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi lewat permintaan kredit mampat, karena masyarakat menjadi enggan mengambil kredit.