Secara khusus, neraca fiskal Singapura akan kembali di bawah -3% dari PDB yang dimandatkan, setelah merosot hingga 6% selama pandemi.
Pemerintah di enam negara ASEAN atau ASEAN-6 yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam menurut DBS Bank Ltd (Bank DBS) menunjukkan kembali ke sikap konsolidasi tahun ini,. Bank DBS pun memperkirakan defisit fiskal akan menyempit lebih lanjut pada tahun 2023, meski defisit juga diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan masa sebelum pandemi Covid-19.
Perlunya penyempitan defisit fiskal disampaikan oleh Ekonom Senior Bank DBS, Radhika Rao antara lain karena untuk menjaga kebijakan fiskal agar selaras dengan perubahan kebijakan moneter yaitu suku bunga acuan rendah, melengkapi upaya untuk menekan inflasi dan ekspektasi inflasi, dan menjaga agar kondisi fiskal dan posisi utang tidak memburuk seiring dengan kenaikan bunga pinjaman.
“Pemerintah menghadapi masalah pelik tahun depan, terkait kecepatan penurunan defisit karena pertumbuhan ekonomi diperkirakan melambat,” ujar Radhika dalam laporan resmi Bank DBS yang diterima Alinea.id, Jumat (25/11).
Radhika menilai, pendapatan fiskal akan menurun karena penurunan pertumbuhan ekonomi yang berisiko terhadap pendapatan serta pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Ini tentu akan membekukan kondisi bisnis, konsumen, perdagangan, dan pengumpulan pajak terkait menjadi lebih sulit. Indonesia dan Malaysia mencatatkan pendapatan pajak terendah sebagai persentase PDB di antara negara lain.
“Porsi Indonesia mencapai sekitar 10% dari PDB, sementara Malaysia berkisar 11% dalam beberapa tahun terakhir,” kata Radhika.