Hingga 2017, produsen (makers) lokal dari total merchant dalam market place hanya sebesar 5-7%.
Pemerintah telah membuat strategi pengembangan ekosistem e-commerce. Rencana penguatan ekosistem e-commerce tersebut tertuang pada Perpres No.74 / 2017. Keberadaan Perpres itu tidak terlepas dari masih ekslusifnya perkembangan e-commerce di Indonesia.
Indikasinya terlihat dari masih kurangnya produk lokal. Di mana hingga 2017, produsen (makers) lokal dari total merchant dalam market place hanya sebesar 5-7%. Produk UMKM yang di online kan dan terjual di market place juga baru mencapai 2-8%.
Tidak hanya itu, pasar e-commerce terpusat di Jawa sebesar 70,91% sedangkan luar Jawa hanya 29,09%. Origin kiriman e-commerce terpusat di Jawa sebesar 88,42% sedangkan luar Jawa sebesar 11,58%.
Situasi dan kondisi tersebut tentunya harus diubah. Apalagi sepertinya pemerintah berharap banyak pada e-commerce untuk terus berkembang. “Presiden memasang target angka inklusi keuangan Indonesia mencapai 75% pada 2019. Karena itu pemerintah akan serius mendorong inklusi keuangan mencapai target,” ucap Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta.
Ada beberapa strategi yang telah dipersiapkan pemerintah untuk mengembangkan ekosisitem e-commerce. Antara lain menciptakan kesempatan yang sama bagi siapapun bisa masuk ke sektor ini. Mengendalikan cross-border agar memberikan kesempatan produk lokal. Membuat pengaturan data e-commerce. Sekaligus mengembangkan produk lokal dan UMKM. Terakhir adalah meningkatkan sumber daya manusia e-commerce agar menjadi lebih berkualitas.