Kementerian Keuangan dan BI harus mempunyai langkah antisipatif demi menjaga stabilitas rupiah agar tetap normal.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi (26/4) bergerak melemah tipis sebesar satu poin menjadi Rp13.923 dibanding posisi sebelumnya Rp13.922 per dolar AS.
Research Analyst FXTM Lukman Otunuga, mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar karena hasil treasury AS yang lebih tinggi.
Bank Indonesia diminta untuk campur tangan dalam upaya untuk menghentikan depresiasi rupiah.Meskipun bank sentral Indonesia telah membeli obligasi negara dan menjual mata uang dalam "jumlah yang cukup besar" untuk mempertahankan rupiah, tetapi nampaknya itu tidak cukup. "Pertanyaannya adalah untuk berapa lama?," kata Lukman dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/4).
Dengan meningkatnya imbal hasil obligasi AS dan prospek suku bunga AS lebih tinggi yang meningkatkan dollar. Rupiah bersama dengan mata uang emerging market lainnya dapat merasakan dampak negatifnya.