Hal itu untuk menunjang kebijakan Bank Indonesia menyempurnakan kebijakan moneter dan makro prudensial.
Bank Indonesia (BI) akan melakukan pendalaman pasar keuangan untuk memproyeksikan cadangan devisa negara. Hal itu untuk menunjang kebijakan Bank Indonesia menyempurnakan kebijakan moneter dan makro prudensial.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan kenaikkan suku bunga Amerika Serikat, menyebabkan volatilitas kurs di Indonesia.
Bank Indonesia sendiri menyikapinya dengan masuk ke pasar. Tetapi tidak banyak cadangan devisa yang dipergunakan untuk mengintervensi pasar. "Penggunaan untuk intervensi pasar tidak banyak. Maret juga hanya sedikit," kata dia kepada wartawan, Jumat (6/4) di Jakarta.
Hal itu dikarenakan relatif stabilnya pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Sehingga ada kemungkinan di April ini, Bank Indonesia tidak masuk pasar untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah.
Itulah sebabnya, BI mengklaim proyeksi cadangan devisa terbilang aman setelah menerbitkan kebijakan terkait Giro Wajib Minimum (GWM) yang rata-ratanya ditambah menjadi 2% dari 1,5%.