Secara jangka pendek, mata uang yuan yang terdevaluasi tidak akan berpengaruh terhadap perdagangan Indonesia ke luar negeri.
Bank Indonesia memastikan pelemahan kurs mata uang yuan China tidak semakin menggerus kinerja ekspor Indonesia. Hal ini bisa dilakukan melalui upaya menjaga volume permintaan, termasuk perluasan pasar ekspor.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan secara jangka pendek, mata uang yuan yang terdevaluasi tidak akan berpengaruh terhadap perdagangan Indonesia ke mancanegara.
Dia menyebutkan faktor yang akan sangat berpengaruh adalah jika terjadi pelemahan permintaan atau penurunan kualitas barang ekspor Indonesia.
"Kita tidak terpengaruh banyak dari sisi (devaluasi) yuan, karena porsi kita bukan ditentukan dari sisi nilai tukar. Transaksi ekspor dalam jangka pendek tidak terkait banyak dengan devaluasi yuan, tapi lebih ke permintaan dan kualitas," ujar dia di Jakarta, Senin (12/8).
Dody mengatakan pemerintah Indonesia tengah berupaya menggenjot ekspor dengan perluasan pasar termasuk melalui upaya peningkatan perdagangan bilateral.