Bank Indonesia harus menurunkan suku bunga acuannya untuk menggerakkan ekonomi.
Bank Indonesia (BI) menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19 hingga 20 November 2024. Pada akhir pertemuan tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo akan merilis apakah suku bunga acuan diturunkan atau kembali ditahan.
Pada Oktober lalu, BI menahan suku bunganya atau BI rate di level 6% dengan suku bunga deposit facility sebesar 5,25%, dan suku bunga lending facility sebesar 6,75%.
Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listyanto mengingatkan agar BI segera menurunkan suku bunga acuannya untuk mendorong perekonomian. Pasalnya, Presiden Prabowo Subianto mempunyai target pertumbuhan ekonomi hingga 8%.
Suku bunga acuan sebesar 6% yang sekarang ini dinilai masih terlalu tinggi. Apalagi, bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) telah menurunkan suku bunganya pada awal November ini.
"BI harus aktif dalam situasi ini karena mereka memiliki cukup ruang untuk menurunkan suku bunga acuan. Diperlukan gebrakan guna mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu,” ujar Eko, dikutip Selasa (19/11).