Sekitar 160 di antaranya berada di wilayah Jabodetabek dan Wilayah Administratif Kepulauan Seribu.
Meningkatnya kebutuhan uang pecahan saat Hari Raya Idul Fitri, membuat Bank Indonesia (BI) dan bank lainnya berkerjasama membuka layanan kas keliling. Tentu saja, tujuannya untuk menyediakan dan melayani masyarakat yang ingin menukar uangnya dengan uang rupiah pecahan kecil.
Pemberian uang persenan dan THR yang sudah menjadi tradisi tahunan di Hari Raya Idul Fitri menjadi salah satu faktor meningkatnya kebutuhan akan uang rupiah tersebut. Tak hanya itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi, menyebutkan, masa libur lebaran yang panjang juga turut menjadi faktor meningkatnya kebutuhan uang pecahan di masyarakat. "Padahal bisa ambil di ATM juga sebenarnya," kata Rosmaya, Rabu (23/5) di Jakarta.
Oleh karenanya, BI bersama 15 bank lainnya membuka layanan penukaran di 1.000 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Dimana, sekitar 160 di antaranya berada di wilayah Jabodetabek dan Wilayah Administratif Kepulauan Seribu untuk melayani setiap masyarakat yang ingin menukar uangnya.
Sebagai upaya menjaga ketertiban dan kenyamanan, BI menerapkan ambang batas maksimal bagi semua masyarakat yang ingin menukar uangnya, yaitu maksimal Rp 3,7 juta dengan paket lembar pecahan Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000 dan Rp50.000. Selain itu, setiap masyarakat yang ingin menukar uangnya diwajibkan membawa KTP untuk menghindari calo penukaran uang. Masyarakat tetap bisa menukar uangnya kembali setalah tiga hari dari penukaran awal, karena menimbang kebutuhan masyarakat yang kerap kurang saat Hari Raya Lebaran.
Sementara dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyatakan dukungannya terhadap BI karena dapat mendorong usaha ditataran akar rumput.