Peningkatan kebutuhan pembiayaan korporasi terutama didorong oleh sektor konstruksi, perdagangan, dan pertambangan.
Bank Indonesia (BI) merilis Survei Penawaran dan Permintaan Pembayaran Perbankan Juni 2023. Di mana hasilnya pembiayaan korporasi pada Juni 2023 terindikasi meningkat. Hal tersebut tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 17,8%, lebih tinggi dari SBT 12,5% pada Mei 2023.
Peningkatan kebutuhan pembiayaan korporasi terutama didorong oleh sektor konstruksi, perdagangan, dan pertambangan. Peningkatan yang terjadi terutama untuk mendukung aktivitas operasional serta membayar kewajiban jatuh tempo.
Dalam keterangan resminya, Bank Indonesia (BI) menyebutkan, responden survei menginformasikan bahwa kebutuhan pembiayaan pada periode laportan terutama masih dipenuhi dari dana sendiri (64,6%). Diikuti pembiayaan yang bersumber dari pemanfatan fasilitas kelonggaran tarik (11,5%). Keduanya meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni 56,7% untuk dana sendiri dan 7,7% untuk pemanfaatan fasilitas kelonggran tarik.
"Responden menyampaikan alasan pemilihan sumber pembiayaan terutama dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana (88,6%), serta biaya (suku bung) yang lebih rendah (18,1%)," tutur BI, Selasa (18/7).
SBT penyaluran kredit baru pada Juni 2023 tercatat sebesar 81,7%, sedikit lebih rendah dari SBT 82,6% pada bulan sebelumnya. Faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.