Kondisi perekonomian global berpotensi kembali krisis, pilihlah instrumen investasi paling aman.
Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah yang tengah melanda perekonomian dunia saat ini. Bagaimana tidak, ketika pandemi Covid-19 belum sepenuhnya mereda, dunia sudah digegerkan lagi dengan adanya invasi Rusia ke Ukraina.
Kondisi perekonomian global sebenarnya sudah membaik seiring dengan status pandemi yang menuju endemi di beberapa negara. Aktivitas ekonomi pun mulai berangsur normal. Sayangnya, dalam waktu singkat kondisi ini terancam berbalik.
Pasalnya, Rusia dan Ukraina yang belum menyudahi konflik adalah negara penghasil gandum yang membuat arus perdagangan dan rantai pasok (supply chain) yang berangsur lancar kembali tersendat. Perang juga membuat harga berbagai komoditas, mulai dari minyak mentah hingga pangan, serta energi kembali mengalami kenaikan.
“Dari kenaikan itu, berbagai negara melakukan proteksi dengan menahan kran ekspor komoditas. Inilah yang kemudian mengakselerasi kenaikan inflasi global,” ujar Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Alinea.id, Jumat (17/6).
Belum usai, peningkatan inflasi dunia diperparah oleh kebijakan Zero Covid-19 Cina. Bahkan, kebijakan yang dilakukan dengan penguncian wilayah alias lockdown di Shanghai dan Beijing ini telah membuat inflasi di berbagai negara menjadi terlalu tinggi.