Kategori perawatan dan kecantikan tak terdampak boikot dan mengalami kenaikan transaksi.
Indonesia dihebohkan dengan seruan boikot produk Israel atau yang berafiliasi dengan negara tersebut. Di media sosial, muncul daftar 121 produk yang disebut berafiliasi dengan Israel.
Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri telah mengatakan daftar 121 produk tersebut hoaks. Sebab MUI tidak memiliki kewenangan untuk merilis produk yang harus diboikot. Meski demikian, hal tersebut tidak menghentikan masyarakat untuk berhenti menggunakan produk Israel.
Gerakan boikot itu mengakibatkan jumlah transaksi sejumlah brand turun. Riset yang dilakukan Compas.co.id di e-commerce menggunakan metode crawling pada periode 8 November hingga 21 November 2023 terhadap 96 brand yang masuk dalam list boikot, menunjukkan jumlah transaksi pada kategori makanan dan minuman mengalami penurunan sebanyak 12% atau 46.000 transaksi ketimbang periode sebelumnya.
Hal ini juga terjadi pada kategori kesehatan yang mengalami penurunan jumlah transaksi sebesar 46.000 atau 15%. Adapun yang paling terdampak adalah kategori ibu dan bayi yang turun sebanyak 16%.
“Riset yang dilakukan terhadap 96 brand FMCG (fast-moving consumer goods) multinasional menunjukkan sebanyak 60 brand atau 62% di antaranya mengalami penurunan jumlah transaksi mencapai 240.000 transaksi. Sementara 36 brand atau sebesar 38% mendapatkan performa positif dari segi jumlah transaksi," ujar CEO Compas.co.id Hanindia Narendrata atau yang kerap disapa Drata, dikutip Rabu (6/12).