Dengan penurunan ini, BRI berharap NPL 2021 bisa terjaga di bawah 3%.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) berharap restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 yang dilakukan perseroan sejak tahun lalu, bisa turun secara konsisten hingga akhir tahun.
Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan, puncak restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di BRI terjadi pada September 2020. Saat itu, kata Agus, jumlah debitur yang direstrukturisasi BRI mencapai hampir 3 juta.
"Tepatnya 2,97 juta debitur, dengan outstanding kredit kurang lebih Rp193 triliun," kata Agus, Kamis (25/3).
Namun, jumlah tersebut terus menurun sejak Oktober 2020, dan konsisten turun sampai Desember 2020. Bahkan, di Januari dan Februari 2021, jumlah debitur UMKM yang meminta restrukturisasi terus turun.
BRI mencatat hingga Februari 2021, jumlah debitur restrukturisasi perseroan mencapai 2,71 juta, dengan outstanding senilai Rp189,3 triliun.