Uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test untuk calon Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) digelar hari ini.
Uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test untuk calon Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) digelar hari ini, Rabu (6/4). Mahendra Siregar sebagai calon Ketua DK OJK mendapatkan kesempatan pertama untuk menyampaikan pemaparan.
Hendra memaparkan ada enam prioritas mendesak yang penting untuk segera dilakukan. Pertama adalah langkah-langkah konkret dan cepat untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan OJK yang bersifat kolektif kolegial atau kolektif leadership.
"Sehingga pelaksanaan pengawasan terintegrasi dan kualitas perlindungan konsumen dan masyarakat dapat semakin ditingkatkan," ungkapnya, Rabu (06/4).
Kedua, penyesuaian struktur organisasi dan sumber daya manusia (SDM) di industri keuangan nonbank (IKNB) serta pasar modal untuk segera dipenuhi. Dengan demikian, bisa menjamin terlaksananya pengaturan dan pengawasan yang efektif dengan berkembangnya industri dan inovasi produk di masing-masing bidang ini.
Ketiga, pelayanan satu pintu untuk perizinan, pengesahan, dan persetujuan yang menjadi prioritas dalam menghilangkan inefisiensi dan duplikasi yang menggerus kredibilitas institusi.
Keempat, meningkatkan efektivitas pengawasan, pemeriksaan, penyelidikan, dan juga tindak lanjutnya. Di dalam bentuk keputusan yang jelas, transparan, dan akuntabel.
"Sehingga kepercayaan dan kredibilitas institusi dan penguatan ekosistem jasa keuangan Indonesia makin terjaga. Kami mengacu pada beberapa kasus yang sedang ditangani maupun potensi munculnya kasus-kasus baru menunjukkan urgensi langkah ini," jelasnya.
Kelima, meningkatkan kerja sama dan koordinasi yang efektif dengan lembaga regulator dan lembaga lain yang terkait. Baik dalam forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) maupun secara terpisah sehingga dapat mengurangi risiko dan mitigasi masalah yang dihadapi secara tuntas dan cepat.