Sanksi Tiongkok akan menjadi pukulan besar bagi PVH.
Beijing menyelidiki peritel busana PVH Corp, pemilik Calvin Klein dan Tommy Hilfiger, karena menolak mengambil kapas dari wilayah Xinjiang. Jika terbukti, hal itu dapat menyebabkan jatuhnya sanksi terhadap perusahaan Amerika tersebut.
Pengumuman dari Kementerian Perdagangan pada hari Selasa muncul sehari setelah pemerintahan Biden mengusulkan kemungkinan larangan penjualan atau impor kendaraan pintar di Amerika Serikat yang menggunakan teknologi Tiongkok atau Rusia tertentu karena masalah keamanan nasional.
Kementerian tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa PVH yang berkantor pusat di New York (PVH) diduga "melanggar prinsip transaksi pasar normal" dengan memboikot kapas yang bersumber dari wilayah Xinjiang di Tiongkok paling barat. Perusahaan tersebut dapat dikenai sanksi dengan dimasukkan ke dalam "daftar entitas yang tidak dapat diandalkan" negara itu, yang akan melarang perusahaan tersebut melakukan bisnis di Tiongkok.
Saat ini ada lima perusahaan Amerika dalam daftar tersebut, yang pertama kali diumumkan pada tahun 2019,
tidak satu pun dari mereka yang melakukan banyak bisnis di Tiongkok karena sebagian besar adalah produsen pertahanan. Kehadiran mereka dalam daftar tersebut berarti mereka dilarang mengimpor, mengekspor, dan berinvestasi di Tiongkok.
Dalam pernyataan yang dikirim ke CNN pada hari Rabu, PVH mengatakan bahwa pihaknya menjaga kepatuhan yang ketat terhadap semua hukum dan peraturan yang relevan di semua negara dan wilayah tempat kami beroperasi. "Kami sedang berkomunikasi dengan Kementerian Perdagangan Tiongkok dan akan menanggapi sesuai dengan peraturan yang relevan," terang PVH.