Center of Reform on Economics (CORE) menilai bahwa manfaat ekonomi dari tradisi mudik di Indonesia hanya mampu bertahan sementara.
Center of Reform on Economics (CORE) menilai bahwa manfaat ekonomi dari tradisi mudik di Indonesia hanya mampu bertahan sementara. Artinya, mudik belum mampu memberikan dampak yang lebih panjang dan berkelanjutan terhadap kegiatan investasi hingga ke daerah-daerah.
Padahal, setiap tahunnya pasokan uang tunai oleh Bank Indonesia (BI) terus mengalami peningkatan, yang artinya ada dampak ekonomi yang cukup besar dan muncul selama musim libur lebaran berlangsung.
"Pada 2019 jumlah uang tunai yang disiapkan oleh otoritas moneter mencapai Rp217 triliun, naik dari tahun lalu yang sebesar Rp188 triliun. Di mana perputaran uang yang terbesar justru terjadi di daerah-daerah tujuan mudik, tapi potensinya bersifat jangka pendek," ujar Direktur Eksekutif CORE Indonesia Hendri Saparini dalam keterangan resmi yang diterima Alinea.id, Jumat (14/6).
Untuk itu, Hendri mengimbau pemerintah terutama pemerintah daerah agar lebih progresif memanfaatkan tradisi tersebut.
"Salah satu langkah yang dapat dilakukan pemerintah daerah adalah dengan menyelenggarakan event-event investasi seperti 'Lebaran Investment Fair' yang menghimpun berbagai kalangan dengan berbagai latar belakang terutama pemoda dan pelaku usaha," tuturnya.