Perkiraan DBS Group Research untuk defisit fiskal pada 2022 direvisi menjadi -3,5% dari PDB.
Pemerintah Indonesia akhirnya menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada akhir pekan lalu. Harga bensin varian Pertalite naik hingga Rp10.000 per liter atau 30,7% dari harga sebelumnya. Sementara harga Solar naik 32% menjadi Rp6.800 per liter.
Secara bersamaan, harga BBM RON92 atau Pertamax juga naik menjadi Rp14.500 per liter, 16% dari bulan sebelumnya, dan naik tajam hingga 60% dari tingkat akhir 2021 dengan memasukkan kenaikan harga sebelumnya sebagai pertimbangan.
Keputusan menyesuaikan harga bahan bakar tidak menjadi kejutan karena telah diisyaratkan dalam beberapa pekan terakhir, akibat tekanan fiskal yang meningkat dari alokasi subsidi tinggi dan kompensasi pada pemasok energi milik negara. Meski telah melakukan penyesuaian, harga masih di bawah tingkat pasar.
Pemerintah juga berencana membatasi penjualan BBM bersubsidi berdasarkan ukuran mesin kendaraan yang rinciannya akan diumumkan dalam beberapa pekan mendatang. Walau tidak mudah mengimplementasikannya, hal tersebut bertujuan untuk membantu rumah tangga berpenghasilan rendah.
Senior Economist DBS Eurozone, India, Indonesia, Radhika Rao menyebut, pemotongan subsidi memang dibutuhkan dan penting dari dua sudut pandang.