PPKM darurat saat ini baru akan terasa dampaknya pada penerimaan di Agustus.
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melakukan terobosan out of the box dalam mengambil langkah kebijakan terkait pajak. Menurutnya, Indonesia saat ini berada pada posisi yang serba salah jika tidak dilakukan dengan hati-hati.
"Satu sisi, kita butuh pendapatan negara yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan belanja yang besar. Tetapi di sisi lain, jangan sampai membebani masyarakat, seperti pajak sembako untuk rakyat dan pajak pendidikan untuk rakyat," kata Ibas dalam keterangannya, Selasa (13/7).
Diketahui, defisit anggaran pada semester I-2020 mencapai Rp283,2 triliun atau sekitar 1,72% terhadap PDB. Ibas memperkirakan, utang Indonesia akan mengalami pertambahan mengingat kebutuhan belanja dan pembiayaan juga tinggi, terutama untuk penanganan Covid-19. Sedangkan di sisi lain, penerimaan negara juga belum baik.
Melihat pandemi Covid-19 yang nampaknya belum berhasil diatasi, Ibas mengingatkan bahwa sektor PPh dan cukai masih rendah realisasinya dibandingkan tahun lalu. Terlebih lagi PPKM darurat saat ini baru akan terasa dampaknya pada penerimaan di Agustus.
Menurutnya, kalau resesi biasanya itu dikurangi sekecil mungkin kenaikan PPn akan menjadi beban bagi rakyat. Penjualan perusahaan sudah pasti akan turun, begitu juga IHSG. Dia meminta pemerintah menanggapi isu ini dengan bijak.