Jebloknya nilai tukar rupiah hingga menyentuh Rp14.500 per dollar Amerika Serikat dituding menjadi penyebab kerugian Garuda Indonesia.
Jebloknya nilai tukar rupiah hingga menyentuh Rp14.500 per dollar Amerika Serikat dituding menjadi penyebab kerugian Garuda Indonesia menggunung.
Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menyebut beban biaya pembelian bahan bakar pesawat (avtur) yang tinggi dan pelemahan kurs rupiah dapat mempengaruhi kinerja semester I/2018.
Kendati demikian, Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury mengaku kinerja perseroan tertolong oleh utilisasi dan sewa pesawat.
"Semester I/2018 trennya membaik dari sisi utilisasi pesawat dan biaya yang membaik dari renegosiasi leasing pesawat," ungkap Pahala di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (27/7).
Maskapai penerbangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersandi saham GIAA tersebut tahun lalu menderita rugi bersih US$213,4 juta, setara dengan Rp2,88 triliun. Per kuartal I/2018, GIAA masih rugi US$64,3 juta setara Rp898 miliar.