Ketersediaan batik di platform online jadi cara efektif promosikan budaya Indonesia.
Pemerintah telah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Ini menjadi salah satu ikhtiar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat agar tetap ingat dan terus melestarikan batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia.
Dari aspek ekonomi, hadirnya platform jual beli online atau lebih dikenal sebagai e-Commerce pun kini banyak dilirik dan digunakan oleh banyak orang, baik itu pengusaha, ataupun konsumennya.
Pengrajin batik asal Pekalongan, M. Badrul Falah mengaku mulai melirik platform digital atau e-Commerce guna memperluas usahanya. Awalnya produk Batik King Projo hanya tersedia melalui gerai dan mitra di Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta dan bergantung pada pembeli di gerai serta reseller yang berkunjung ke toko.
Namun akhirnya ia memutuskan untuk memperluas jangkauan bisnis melalui salah satu platform eCommerce, yaitu Lazada yang menjadi rumah bagi pengrajin dan penjual fashion etnik, terutama produk dari sabuk industri batik seperti Pekalongan dan Cirebon, hingga ke fashion batik ternama yang hadir di LazMall.
“Pada 2018, saya bergabung ke Lazada untuk menambah pengalaman berjualan di platform eCommerce, dan sejak itu penjualan saya meningkat karena bisa berekspansi dengan mendapatkan pembeli serta reseller dari luar Pulau Jawa. Saya ingin mengembalikan roh batik melalui batik tulis, namun saya juga selalu berusaha untuk kreatif dan mengikuti tren kekinian, misalnya dengan membuat tas, masker hingga sepatu bermotif batik. Melalui produk-produk yang bisa dipakai seluruh lapisan masyarakat, saya ingin anak-anak muda bisa lebih mencintai batik dan memakai batik dengan bangga,” ungkap Badrul dalam siaran pers, Jumat (1/10).