Tidak ada alasan logis dari impor 1 juta beras yang dilakukan oleh pemerintah.
Ekonom dari Universitas Indonesia Faisal Basri mengungkapkan, polemik rencana impor 1 juta ton beras yang diagendakan oleh pemerintah, merupakan akal-akalan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi.
Faisal mengatakan, dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) yang diselenggarakan di bawah Kemenko Perekonomian, tidak memunculkan opsi impor beras di tahun ini, namun belakangan opsi itu dimunculkan tiba-tiba.
"Itu (impor beras) kan ulah Lutfi sama Airlangga Hartarto, yang memanipulasi Rakortas. Tidak ada hasil di Rakortas menyatakan akan impor," kata Faisal dalam webinar Alinea Forum bertajuk "Reformulasi Kebijakan Perberasan", Senin (22/3).
Kebijakan impor beras yang dilakukan secara tiba-tiba, menurutnya, harus dilihat dari perspektif politis. Dia menengarai, ada pemburu rente yang memaksakan adanya impor beras di tengah produksi petani yang meningkat.
"Kenapa kita buntu membahas masalah ini? Karena tidak bahas pemburu rente. Ini yang sudah bagus dirusak oleh pemburu rente yang bisa menikmati setidaknya Rp2 triliun keuntungan kalau mengimpor. Kita tahu pelakunya siapa," ujarnya.