Alokasi anggaran ketahanan pangan dalam RAPBN 2024 mencapai Rp108,8 triliun atau naik 7,8% dibandingkan tahun sebelumnya.
Jumbonya alokasi anggaran ketahanan pangan mendapat atensi Komisi IV DPR lantaran dinilai belum berdampak signifikan, termasuk bagi peningkatan kesejahteraan petani. Bahkan, dianggap seperti fatamorgana.
"Seperti fatamorgana: anggarannya kelihatan besar, namun tidak berdampak untuk peningkatan hasil produksi pangan, sarana prasarana (sapras) produksi, seperti benih-pupuk, dan pakan masih mahal dan sulit didapatkan petani, alih fungsi lahan terus terjadi," tutur anggota Komisi IV DPR, Johan Rosihan.
"Anggaran tersebut tidak banyak berperan membantu petani agar lebih bersemangat melakukan usaha tani sektor pangan," imbuh politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini dalam keterangannya.
Diketahui, dalam pidato kenegaraannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyampaikan, alokasi anggaran ketahanan pangan dalam RAPBN 2024 mencapai Rp108,8 triliun. Angka tersebut naik 7,8% dibandingkan tahun ini.
Johan mengingatkan, esensi anggaran ketahanan pangan harus berorientasi seluruh rumah tangga dapat menjangkau kebutuhan pangannya dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu. Sayangnya, alokasi anggaran pertanian justru menurun setiap tahunnya.