Bisnis

Fesyen berkelanjutan asal Pasuruan, berhasil ciptakan fabrikasi serat sutra

KaIND merupakan satu-satunya merek fesyen di Indonesia yang bisa memproduksi serat eri menjadi benang fabrikasi.

Kamis, 15 Desember 2022 08:08

KaIND yang merupakan salah satu merek fesyen berkelanjutan atau sustainable fashion adalah produk fesyen dengan memanfaatkan sumber daya alam, sehingga diklaim menggunakan bahan yang seratus persen organik dan biodegradable. Lahir di tahun 2015, ide fesyen berkelanjutan ini berawal dari tiga keresahan utama pendiri sekaligus pemiliknya, Melie Indarto asal Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Keresahan pertama dari Melie yakni siklus industri fesyen berjalan sangat cepat yang menimbulkan jejak emisi karbon terbesar kedua di dunia, baik dari proses pewarnaan, menjahit, hingga pascaproduksi. Kedua, Melie mengaku jumlah pembatik dan penenun di sekitar daerah asalnya memiliki jumlah yang menurun drastis selama 20 tahun ke belakang dan menyisakan sekitar 10% pengrajin berusia lanjut. Bahkan menurutnya, desa penenun di Pasuruan terbilang mati karena tidak memiliki penerus.

Kemudian keresahan ketiga yaitu menurutnya, Indonesia belum bisa menjadi negara penghasil sutra. Seluruh kebutuhan sutra dalam negeri, 95% diperoleh dari impor.

“Keresahan-keresahan ini lah yang mendorong saya untuk mencari solusi dengan membuat sebuah brand fashion  yang menerapkan sustainable. Jadi semua proses dan bahannya kita benar-benar zero waste dan turut serta melestarikan budaya membatik dan menenun,” kata Melie kepada Alinea.id usai menjadi pembicara dalam Peluncuran Tokopedia Hijau, di Jakarta, Rabu (14/12).

Melie menyebutkan, brand miliknya berhasil memberikan solusi dari tiga kecemasannya, yaitu pertama ia menggunakan bahan yang ramah lingkungan atau biodegradable yang 100% organik. Merek KaIND, kata Melie, menggunakan ulat sutra eri dari para petani ulat sutra di Pasuruan. Petani-petani tersebut merupakan hasil bimbingan KaIND yang semula sekadar komunitas petani dan kini berubah menjadi koperasi petani kupu sutra.

Erlinda Puspita Wardani Reporter
Hermansah Editor

Tag Terkait

Berita Terkait