Anggaran belanja pemerintah tahun ini naik 4% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 2.221 triliun, fokus untuk kebijakan populis.
DBS Group Research memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai 5,3%. Angka itu di atas prediksi pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2017 yang sebesar 5,05%.
Prediksi itu tak jauh berbeda dibandingkan target pemerintah dalam APBN 2018 yang mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%.
Analis DBS Vickers Securities Tiesha Putri mengatakan pertumbuhan ekonomi 2018 akan didorong oleh peningkatan investasi di dalam negeri. "Investasi swasta diandalkan dengan terbatasnya ruang fiskal pemerintah," ujar Tiesha. Jakarta.
Keterbatasan fiskal disebabkan oleh defisit 2018 yang diprediksi mencapai 2,6% atau lebih tinggi dibandingkan perkiraan pemerintah yang sebesar 2,2%. Tingginya defisit disebabkan penerimaan pajak yang diduga tak capai target.
Di sisi lain, anggaran belanja pemerintah tahun ini hanya naik 4% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 2.221 triliun. Dari anggaran itu, pemerintah fokus menerapkan kebijakan populis melalui sejumlah stimulus fiskal untuk menjaga konsumsi masyarakat berpenghasilan rendah. Pemerintah tidak akan menaikkan tarif listrik dengan menaikkan anggaran subsidi energi sebesar 5% menjadi Rp 94,5 triliun.