Situasi para peternak ayam mandiri saat ini sangat bergantung pada kondisi perusahaan besar.
Sekitar 150 peternak ayam melakukan unjuk rasa di Kementerian Perdagangan atau Kemendag. Dalam aksinya, mereka menuntut kepada pemerintah untuk melindungi peternak rakyat atau mandiri. Salah satunya dengan membuat aturan soal harga acuan bibit.
Koordinator aksi, Parjuni, mengungkapkan alasan perlunya dibuat harga acuan bibit ayam. Pasalnya, para peternak ayam mandiri mengaku sulit mendapat untung lantaran ketika harga ayam hidup naik, para peternak diminta menurunkan harga. Namun di saat bersamaan harga bibit ayam justru malah naik.
“Kemendag sudah membuat harga acuan ayam hidup, ketika harga di atas Rp20.000, peternak diminta menurunkan harga. Tapi, kami menuntut Kemendag untuk membuat harga acuan bibit. Patokan itu penting, sebab saat peternak mendapat keuntungan, harga bibit juga ikut naik,” kata Parjuni, di Jakarta (27/11).
Selain harga bibit ayam yang naik, lanjut Parjuni, situasi para peternak ayam mandiri saat ini sangat bergantung pada kondisi perusahaan besar. Ketergantungan ini karena para peternak rakyat membeli bahan bakunya dari sana.
"Karena di sini peternak mandiri tergantung pada kondisi perusahaan besar, di mana kami beli bahan bakunya dari sana, sedangkan mereka (perusahaan besar) berbudidaya bersama dengan kami. Akhirnya pasarnya beradu dengan kami," kata Parjuni.