Harga jual rata-rata batu bara turun 13% pada 2019.
PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$3,45 miliar pada 2019. Pendapatan ini turun 4,41% dari pendapatan tahun 2018 sebesar US$3,62 miliar.
Penurunan pendapatan tersebut turut memengaruhi laba bersih perseroan. Tercatat, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk Adaro tahun 2019 sebesar US$404 juta, atau turun 3,24% dari tahun sebelumnya sebesar US$417 juta.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Garibaldi Thohir mengatakan penurunan pendapatan tersebut disebabkan harga jual rata-rata yang turun 13%.
"Adaro memproduksi batu bara 58,03 juta ton tahun lalu, naik 7% dari tahun sebelumnya. Sementara realisasi penjualan sebesar 59,19 juta ton, lebih tinggi 9% dibanding tahun sebelumnya," tutur Garibaldi dalam keterangan resminya, Rabu (4/3).
Naiknya produksi batu bara tersebut juga membuat beban pokok pendapatan Adaro naik 3% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi US$2,49 miliar, dari US$2,41 miliar. Sementara, royalti yang dibayarkan ke pemerintah juga naik 1% (yoy) menjadi US$3838 juta karena adanya kenaikan volume penjualan tahunan.