Harga pupuk berbasis nitrogen dan fosfat yang banyak dikonsumsi petani sawit naik 50% hingga 80% .
Kenaikan harga pupuk berdampak pada menurunnya produktivitas kelapa sawit Indonesia. Harga pupuk berbasis nitrogen dan fosfat yang banyak dikonsumsi petani sawit naik 50% hingga 80% pada petengahan 2021.
“Kenaikan harga pupuk merupakan salah satu komponen utama yang dapat berdampak pada produktivitas kelapa sawit secara signifikan, padahal sebelum kenaikan harga pupuk memang sudah terbilang stagnan,” kata Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nisrina Nafisah, dalam keterangan resmi, Selasa, (8/2).
Nisrina menyebut pupuk merupakan komponen utama dalam produksi minyak sawit karena berkontribusi 30% hingga 35% dari total biaya produksi. Naiknya harga pupuk membebani petani sawit yang selama ini berkontribusi sekitar 34% dari produksi minyak sawit Indonesia.
“Harga pupuk yang mahal akan menambah biaya produksi dan mendorong petani kecil menggunakan pupuk lebih sedikit , sehingga berakibat pada berkurangnya produktivitas dan produksi," ujar Nisrina.
Di sisi lain, produktivitas kelapa sawit juga diramal akan kena imbas menghadapi masalah jangka panjang lainnya, seperti kurangnya penanaman kembali, yang menyebabkan pertumbuhan output menjadi lemah. Pandemi Covid-19 juga disebut menambah disrupsi pada produksi kelapa sawit dunia.