Batik sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Pandemi Covid-19 memaksa kita untuk meningkatkan inovasi, adaptasi dan kolaborasi terutama dalam sektor fashion. Pasalnya, penurunan pada 17 sub sektor ekonomi kreatif mencapai 2,39%. Menurut PDB Ekraf Indonesia, angka proposionalnya berada di angka 17,7%.
“Memang kita mengalami perlambatan sebesar 2,8%, tapi kita harus respons dengan segera bangkit serta dapat menyesuaikan diri, karena pandemi Covid-19 tidak boleh menghalangi kita untuk terus aktif dalam melakukan berbagai inovasi,” ujar Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Sandiaga Uno dalam webinar dengan tema “Meningkatkan Mutu Batik Kekayaan Nusantara”, Sabtu (2/10).
Menteri Parekraf menyampaikan, batik sudah diakui UNESCO sebagai warisan masterpiece. Dari beberapa aspek, mulai dari ilmu batik yang turun menurun, keanekaragaman motif dari berbagai daerah di Indonesia, tidak mudah untuk seseorang membuat atau mencoba membatik.
“Batik sekarang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, digunakan pada kegiatan sehari hari baik di kegiatan formal maupun nonformal,” kata Sandiaga.
“20 tahun yang lalu batik ini hanya digunakan untuk acara-acara seremonial, tapi sekarang dalam keseharian para milenial sudah dengan bangganya menggunakan batik,” tambahnya.