Indonesia memiliki 3% cadangan tembaga dunia, menjadikannya negara dengan cadangan tembaga terbesar ke-10 di dunia.
Indonesia memiliki potensi pengembangan industri tembaga yang sangat besar. Namun, hilirisasi tembaga yang menjadi proyek andalan presiden ke-7 RI, Joko Widodo, masih berjalan lambat.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti mengatakan Indonesia memiliki 3% cadangan tembaga dunia, menjadikannya negara dengan cadangan tembaga terbesar ke-10 di dunia. Dengan meningkatnya permintaan global akan tembaga akibat transisi energi hijau, hilirisasi tembaga di Indonesia dipandang sebagai langkah strategis.
Meski demikian, keberhasilan proyek hilirisasi ini sangat bergantung pada pembentukan ekosistem yang terintegrasi, yang hingga kini masih berjalan lambat. “Tanpa ekosistem yang terhubung kuat antarsektor, hilirisasi sulit mendorong nilai tambah yang optimal,” ujar Esther, belum lama ini.
Setumpuk masalah
Dalam kajiannya, Indef menyebutkan nilai tambah tembaga dapat meningkat hingga 71 kali lipat dari hulu ke hilir. Namun, fakta ini tidak menutupi sejumlah masalah mendasar yang mengancam keberhasilan hilirisasi.