BEI terus mendorong perusahaan rintisan teknologi (startup) untuk dapat melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO)
Berdasarkan data dari BEI di 2021, BEI mencatatkan sebagai bursa dan fundraising terbanyak dan terbesar daripada bursa negara di kawasan Asia Tenggara lainnya, yakni sebanyak 51 perusahaan dengan total fundraising mencapai Rp5,6 triliun. Angka ini naik di 2022 menjadi 54 perusahaan dengan kenaikan fundraising 11 kali lipat year on year, yakni menjadi Rp62,2 triliun.
BEI terus mendorong perusahaan rintisan teknologi (startup) untuk dapat melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Salah satunya melalui program IDX Incubator.
Kepala IDX Incubator Aditya Nugraha, dalam acara “Food Startup Indonesia 2022” yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan PT Ultima Rasa Akselerasi (Ultra) menyampaikan, bahwa ada beragam manfaat yang diperoleh sebuah perusahaan jika Go Public di BEI, di antaranya mendapatkan pendanaan tanpa batas, meningkatkan kinerja, meningkatkan citra perusahaan, dan beberapa lainnya.
“Kalau perusahaan sudah IPO, manfaatnya bisa memeroleh profesionalisme dan loyalitas karyawan, likuiditas untuk pemilik, karyawan, dan investor, mempercepat GCG, menciptakan kemandirian perusahaan, insenti pajak, mendapatkan mitra usaha strategis, meningkatkan nilai perusahaan, dan menjaga keharmonisan perusahaan keluarga,” terang Aditya, Senin (20/6).
IDX Incubator nantinya akan membantu sekaligus mengembangkan perusahaan dari skala kecil ke menengah agar menjadi perusahaan yang melantai di BEI. Ketentuan kecil ke menengah ini ditentukan dari asset yang dimiliki memiliki nilai maksimal Rp250 miliar dan memeroleh fundraise di bawah Rp250 miliar.