Harga kedelai yang dijual ke perajin tahu dan tempe mengalami kenaikan.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri, mengatakan kelangkaan kedelai yang terjadi di pasaran disebabkan oleh abainya Kementerian Perdagangan (Kemendag) terhadap distribusi yang terjadi di bawah.
"Kelangkaan ini bermula dari gejolak harga internasional. Kenapa kelangkaan ini terjadi, karena Kemendag abai terhadap proses distribusi yang terjadi di bawah," katanya kepada Alinea.id, Selasa (5/1).
Menurutnya, harga kedelai yang dijual ke perajin tahu dan tempe mengalami kenaikan saat Kemendag sebelumnya menyebut bahwa stok kedelai masih mencukupi untuk dua bulan. Saat itu, tutur Abdullah, Kemendag mengatakan masih ada kapasitas sebesar 450.000 ton.
Akibatnya, perajin kesulitan untuk berproduksi.
"Logikanya kalau stok masih 450.000 ton yang itu diasumsikan masih bisa dua bulan, harusnya harga masih sama dengan yang lama, namanya juga stok. Tapi faktanya, dijual ke perajin dengan harga yang baru. Ini persoalan pertama," ujarnya.