"Tujuh dari 10 mitra dagang utama alami kelambatan ekonomi sehingga penerimaan penurunan. Yang paling besar [pengaruhnya] itu."
Institute For Development of Economics and Finance (Indef) ragu penerimaan pajak 2023 akan surplus seperti tahun-tahun sebelumnya. Pangkalnya, mayoritas mitra dagang utama Indonesia mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi.
"Saya, sih, kurang optimis [pendapatan pajak 2023 akan positif]. Menurut saya, akan terjadi penurunan pada biaya ekspor maupun impor, bagian dari pendapatan negara," ungkap Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, saat dihubungi Alinea.id, Senin (6/3).
"Jadi, biaya ekspor dan impor mengalami penurunan karena tren permintaan dunia untuk ekspor dan impor juga turun. Tujuh dari 10 mitra dagang utama alami kelambatan ekonomi sehingga penerimaan penurunan. Yang paling besar [pengaruhnya] itu," sambungnya.
Tauhid mengakui gerakan tolak bayar pajak buntut kasus bekas pejabat Direktor Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu), Rafael Alun Trisambodo, turut memengaruhi penerimaan pada tahun ini. "Tetapi relatif kecil."
Dirinya menyarankan pemerintah melakukan tiga cara guna mempertahankan capaian penerimaan pajak. Pertama, Pertama, Kemenkeu terus melakukan reformasi pajak.