Ekosistem ketenagakerjaan disabilitas IJC dibangun demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Bima Arya Sugiarto menyampaikan, pembangunan manusia di Indonesia cenderung lebih lambat dibandingkan pembangunan fisik wilayah, terutama tata kota. Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengarahkan seluruh kepala daerah untuk melakukan pembangunan daerah untuk menuju Indonesia Emas 2045.
"Pembangunan manusia sekarang ini cenderung terabaikan daripada pembangunan fisik kota. Jadi pembangunan manusia ini harua dioaksa atau terus diingatkan," ujar Arya dalam penjelasannya di acara Seminar Nasional Pengarusutamaan Pusat Ketenagakerjaan Inklusif atau Inclusive Job Centre (IJC) untuk Pemerintah Kota, di Jakarta, Kamis (23/2).
Salah satu yang harus dirampungkan menuju Indonesia Emas 2045 tersebut, menurut Arya, adalah zero poverty atau nol kemiskinan. Sayangnya, hingga saat ini lapangan pekerjaan di Indonesia belum ramah bagi penyandang disabilitas. Sehingga, diperlukan pembangunan dan pengembangan ekosistem lapangan pekerjaan bagi kaum penyandang disabilitas.
"Serapan tenaga bagi penyandang disabilitas harusnya besar. Tapu saat ini dari 17 juta tenaga kerja disabilitas, baru ada sekitar 7 juta yanh tertampung. Jadi harus ada ekosistem yang dibangun," tutur Arya.
Berkaitan dengan ekosistem tersebut, maka Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ) dari pemerintah Jerman bekerja sama dengan Indonesia, yaitu memfasilitasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan), bersama-sama untuk mengembangkan inovasi Pusat Ketenagakerjaan Inklusif atau Inclusive Job Center (IJC). Inovasi ini dinilai sebagai pintu masuk untuk membangun Pasar Tenaga Kerja Inklusif atau Inclusive Labour Market (ILM) di Indonesia, dengan menyediakan instrumen untuk operasionalisasi IJC.