Kontribusi sektor industri pengolahan sebesar 0,82% dari total pertumbuhan.
Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan pertumbuhan ekonomi Kuartal II-2022 sebesar 3,72% secara kuartalan (quarter to quarter/qtq) atau 5,44% secara tahunan (year on year/yoy). Adapun secara kumulatif Januari-Juni 2022, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,23% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Kepala BPS Margo Yuwono menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia paling tinggi berasal dari kontribusi sektor industri pengolahan sebesar 0,82% dari total pertumbuhan. Kemudian, lapangan usaha lainnya adalah transportasi dan pergudangan yang memberikan andil sebesar 0,76% dari total pertumbuhan.
“Diikuti oleh perdagangan 0,58% dan Infokom (informasi dan komunikasi) sebesar 0,50%. Dan lapangan usaha sisanya sebesar 2,78%,” ujarnya dalam Rilis BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2022, Jumat (5/8).
Sementara itu, jika dilihat dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi disokong oleh seluruh komponen pengeluaran, kecuali konsumsi pemerintah yang memeiliki andil sebesar 6,94% dan pertumbuhan -5,24% yoy. Sebaliknya, komponen pengeluaran dengan pertumbuhan tertinggi berasal dari ekspor yang tumbuh sebesar 19,74% yoy.
“Karena memperoleh windfall dari kenaikan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global. Karena harga di pasar global sedang bagus, Indonesia jadi memeperoleh keuntungan dan ekspor kita tumbuh,” tuturnya.