Bisnis

Israel enggan gencatan senjata, harga minyak bisa terkerek

Harga minyak bisa mendekati US$150 per barel jika konflik meluas.

Kamis, 16 November 2023 17:40

Israel masih terus membumihanguskan Palestina dan memaksa gelombang pengungsian besar-besaran warga Gaza. Serangan udara dan darat dilakukan tanpa henti ke Jalur Gaza sejak Hamas melancarkan serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023.  Berdasarkan data dari otoritas Palestina, sedikitnya lebih dari 11.300 warga Palestina telah tewas.

Termasuk di dalamnya lebih dari 7.800 perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 29.200 lainnya luka-luka. Ribuan bangunan, termasuk pemukiman warga, rumah sakit, masjid dan gereja juga rusak hingga hancur karena serangan yang bertubi-tubi. Sementara di Israel, jumlah resmi korban tewas akibat serangan Hamas mencapai lebih dari 1.200 orang.

Hingga hari ini, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) belum menyerukan gencatan senjata untuk Israel namun hanya mengeluarkan resolusi untuk jeda kemanusiaan di Gaza. Seruan itu pun tidak digubris oleh Israel. Bahkan terbaru, negara yang dipimpin Benyamin Netanyahu ini menyerang kompleks medis al-Shifa di Kota Gaza.

Mengutip Al Jazeera, serangan diluncurkan karena menurut seorang dokter di dalam rumah sakit, Hamas menolak klaim senjata yang ditemukan dalam serangan selama berjam-jam pada hari Rabu. Kementerian Luar Negeri Palestina sendiri telah memperingatkan soal 'pemalsuan menyesatkan' Israel tentang Al-Shifa yang diklaim sebagai tempat ribuan orang berlindung.  

Belum redanya konflik Israel dan Palestina yang bahkan mengarah kepada genosida warga Gaza, membuat perekonomian global bergejolak, termasuk untuk Indonesia. Ekonom senior Aviliani menyatakan Indonesia mengalami perlambatan ekonomi pada kuartal-III 2023 dengan menorehkan laju perekonomian sebesar 4,94%. Lebih rendah dibanding kuartal-III 2022 (year on year) yang sebesar 5,72% dan kuartal-II 2023 yang sebesar 5,17%.

Kartika Runiasari Reporter
Kartika Runiasari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait