Pemerintah masih mempertimbangkan pengendalian kasus Covid-19 dan vaksinasi dalam desain APBN 2022.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, Covid-19 masih akan sangat memengaruhi dan dipertimbangkan dalam desain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Menurutnya, masih ada anggaran yang cukup signifikan untuk pengendalian kasus Covid-19 dan vaksinasi yang dilanjutkan di tahun depan.
"Untuk 2022, dukungan pemulihan ekonomi dan reformasi struktural akan menjadi penting. Kita semua tahu 2022 menjadi tahun terakhir defisit yang diperbolehkan di atas 3%," kata Sri Mulyani, dalam konferensi pers, Senin (16/8).
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, pemerintah berusaha menyeimbangkan secara harmonis. Yaitu, antara kebutuhan untuk konsolidasi fiskal agar APBN sehat kembali, dengan kebutuhan yang tetap meminta adanya dukungan APBN untuk pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19.
Pemerintah akan mengupayakan defisit APBN turun menjadi Rp868 triliun, atau turun hampir Rp100 triliun dari tahun 2021 sebesar Rp961,5 triliun. Menurutnya, penurunan defisit ini menggambarkan upaya konsolidasi yang cukup tajam. Adapun dari persentase defisit terhadap gross domestic product (GDP) adalah 4,85%, turun dari 5,82% tahun 2021.
Selain itu, dalam postur APBN 2022, pendapatan negara diproyeksikan sebesar Rp1.840,7 triliun atau naik 6%. Penerimaan pajak diproyeksi mencapai Rp1.506,9 triliun, atau naik 9,5% dari outlook 2021.