Jelang natal dan tahun baru terjadi kenaikan impor bahan makanan dan minuman sebesar 15% dibandingkan bulan sebelumnya.
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) menyatakan jelang natal dan tahun baru terjadi kenaikan impor bahan makanan dan minuman sebesar 15% dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman mengatakan kenaikan impor tersebut adalah sesuatu yang normal terjadi setiap tahunnya. Hanya saja peningkatan impor tersebut, lanjutnya, tidak sebesar saat memasuki bulan ramadan.
"Kalau lebaran bisa rata-rata sebesar di atas 30% kenaikan impornya. Kalau natal dan tahun baru peningkatannya hanya 10% hingga 15% saja, katanya di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (11/11).
Adhi pun menuturkan, sejauh ini untuk perayaan natal dan tahun baru stok makanan dan minuman di dalam negeri masih dapat mencukupinya.
"Saya tidak melihat ada peningkatan signifikan dari mamin impor. Sebetulnya untuk kebutuhan natal dan tahun baru dari dalam negeri saja sudah cukup, tidak ada masalah," ujarnya.