Lewat Tokopedia, bumbu pecel ndeso mengalami lonjakan permintaan di masa pandemi.
Siapa tak kenal pecel? Sayuran rebus yang disiram bumbu kacang ini menjadi hidangan yang jamak ditemui dalam menu rumahan.
Travelling Chef Wira Hardiyansyah menuturkan pecel pertama kali disebut dalam Kakawin Ramayana, yang ditulis pada abad 9 era Mataram Kuno/Mataram Hindu di bawah Raja Rakai Watukura Dyah Balitung (898–930 M).
"Bênêmanya taman sipi riṅ mahêm mukêt ulam iṅ rêcehan ta pêcêl-pêcêlan śuci tar pacalan cêcêp iṅ jruk asin nasi tāsi saménaka" - semua jenis hidangan yang disiapkan dalam bambu panas, daging cincang yang dicampur dengan sayuran, pêcêl (salad sayuran) murni. Letakkan perasan jeruk (saat memakannya). Mintalah nasi sepuasnya," tulisnya dalam akun Instagramnya @wirahardiyansyah2.0, dikutip Alinea.id, Jumat (8/10).
Wira menambahkan dalam Babad Tanah Jawi edisi Meinsma juga menceritakan bahwa Ki Ageng Karanglo dari Taji (sekitar Klaten) menjamu Ki Ageng Pamanahan dengan beberapa makanan, seperti nasi dan pecel, ayam dan sayur menir saat akan membuka lahan di Mataram.
Pecel juga tertuang dalam Serat Centhini, “Sang Ensiklopedia Jawa,” yang mencatat berbagai jenis makanan, seperti nasi pulen, ayam dengan bunga pandan (panggang pudhak), sayur menir, pecel ayam (dhere), dendeng rusa, dan lalapan seledri kecambah dan kemangi.