Pemerintah juga mengantisipasi berbagai risiko eksternal seperti tekanan inflasi tinggi, percepatan tapering off.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memaparkan, di tengah perekonomian yang tumbuh sebesar 3,69%, tetap ada kendala, khususnya sejumlah risiko yang harus terus diwaspadai dan diantisipasi, misalkan saja penyebaran varian baru Covid-19 Omicron.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, sejak akhir 2021, berbagai negara mengalami gelombang baru Covid-19 akibat varian baru. Dari beberapa pengalaman berbagai negara menunjukkan, gelombang Omicron lebih cepat menyebar dibandingkan varian Delta.
“Saat ini, negara kita sedang dihadapkan pada peningkatan kasus harian varian Omicron yang sudah menyentuh angka di atas 36.000 kasus per 6 Februari. Namun, tingkat keterisian rumah sakit (BOR) dan kematian masih relatif lebih rendah dibanding gelombang Delta. Meskipun demikian begitu, kita harus tetap harus waspada dengan menjaga disiplin penerapan protokol kesehatan dan berjaga-jaga mempersiapkan berbagai langkah darurat jika diperlukan," jelas Febrio.
Pemerintah sendiri optimistis bahwa kinerja perekonomian akan semakin kuat dan diproyeksi tumbuh sebesar 5,2% di 2022.
Untuk itu, pemerintah sudah melakukan antisipasi penyebaran dampak negatif Omicron yang semakin masif, di antaranya menyiapkan fasilitas vaksin yang memadai.