Presiden Joko Widodo memberikan waktu kepada Bahlil hingga Juni 2020.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menyebutkan belum dapat merealisasikan nilai keseluruhan investasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp708 triliun. Pasalnya, ada kendala yang membelit soal peraturan yang tumpang tindih terutama di tingkat pemerintah daerah.
Bahlil mengungkapkan, dari nilai investasi sebesar Rp708 triliun yang masuk ke Tanah Air, pihaknya baru bisa menanganinya senilai Rp129 triliun. Artinya, masih ada pekerjaan rumah sebesar Rp579 triliun yang harus diselesaikan. Namun demikian, dia memastikan tak dapat menyelesaikannya sampai akhir 2019.
“Izinnya (di BKPM) ada semua, tapi belum bisa dieksekusi karena ada persoalan. Salah satunya lahan, persoalan perizinan yang tumpang tindih, baik di kementerian/lembaga maupun provinsi dan kabupaten/kota,” kata Bahlil di rumah dinas Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, Rabu (25/12).
Terkait pekerjaan rumah itu, kata Bahlil, dirinya masih diberi tenggat waktu oleh Presiden Joko Widodo hingga Juli 2020 untuk menyelesaikan seluruh investasi yang masuk tersebut. “Utang saya itu masih ada Rp500 triliun lebih. Kalau ditanya optimis atau tidak, saya yakin optimistis selesai. Kami meminta waktu kepada Bapak Presiden kurang lebih 6 sampai 7 bulan kami selesaikan,” ujarnya.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu menjelaskan investasi sebesar Rp129 triliun yang sudah direalisasikan tersebut berupa pembangunan pabrik pengolahan petrochemical sebesar Rp37 triliun. Kemudian sisanya pembangunan power plant di Jawa Barat dan pembangunan pabrik mobil Hyundai.