Sebagai pemain baru, ekspor tanaman hias Indonesia masih tergolong sangat kecil dibandingkan dengan negara tropis lainnya.
Sudah dua tahun lebih, Sari (38) menyukai tanaman hias. Teras dan halaman belakang rumahnya di bilangan Tangerang Selatan pun hampir serupa ‘hutan’ mini dengan berbagai jenis tanaman dalam keluarga Araceae (Aroid). Tanaman hias mulai dari Philodendron, Monstera, Aglaonema, Scindapsus, Homalomena, terlihat lebat dan kokoh dalam pot-pot berturus.
Ibu tiga anak ini memang termasuk penggemar Aroid ‘angkatan pandemi’ atau baru mulai mengoleksi berbagai jenis tanaman hias sejak era pandemi. Keindahan dan keunikan setiap jenis Aroid mengalihkan Sari dari kejenuhan rutinitas bekerja dari rumah (work from home).
“Saya memang tergolong newbie. Tapi sekarang benar-benar jatuh cinta, enggak bisa enggak beli tanaman,” ujarnya saat berbincang dengan Alinea.id, Jumat (5/9).
Pada awal pandemi, karyawan swasta ini hanya membeli tanaman apapun yang ia lihat cantik dengan harga sesuai bujet. Namun lambat laun tanaman-tanaman ini sangat cepat pertumbuhannya sehingga justru membuat taman kurang estetik. Sejak itu, ia menyetop pembelian tanaman untuk pemula yang relatif berharga murah.
“Sekarang mau fokus sama tanaman yang agak mahal tapi benar-benar istimewa dan punya nilai jual tinggi. Mereka juga termasuk slow grower, makanya harganya lebih mahal,” sebutnya.