Eksploitasi proyek gas raksasa LNG Tangguh di Teluk Bintuni mengharuskan dilakukan penebangan hutan mangrove di Distrik Babo.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim laju deforestasi di Indonesia turun signifikan bahkan terendah dalam 20 tahun terakhir. Pernyataan ini disampaikannya dalam pembukaan Hannover Messe 2023, Jerman.
Bagi Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pertama, klaim itu tidak sepenuhnya benar. Dicontohkannya dengan rusaknya ekosistem mangrove Teluk Bintuni, Papua, buntut adanya proyek gas raksasa Liquefied Natural Gas (LNG) Tangguh seluas 5.966,9 km2.
"Eksploitasi proyek gas raksasa LNG Tangguh di Teluk Bintuni mengharuskan dilakukan penebangan hutan mangrove di Distrik Babo yang didiami suku Sumuri, yang sekarang dijadikan lokasi berdirinya pabrik LNG seluas sekitar 3.500 hektare," ujarnya dalam keterangannya, Senin (17/4).
Haris melanjutkan, hutan mangrove di Bintuni adalah hutan bakau seluas 225.367 ha atau 52% dari total keseluruhan hutan mangrove di Papua Barat. Luasnya berkurang sejak eksploitasi dimulai pada 2002.
"Kini, kita akan diperlihatkan kondisi hutan mangrove Teluk Bintuni, terutama di kawasan pesisir Tanah merah, yang mengalami kerusakan sangat parah," katanya.