Petani diklaim dapat mengantongi keuntungan Rp125 juta per hektare.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mulai membudidayakan bawang merah secara ramah lingkungan. Sementara ini baru dilakukan di lahan seluas empat hektare (ha) di Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah.
"Kelompok tani bawang merah yang baru merintis penerapan budi daya ramah lingkungan, adalah Kelompok Tani (Poktan) Setyo Tuhu di Dusun Bonosoro, Desa Bumirejo," kata penyuluh pertanian lapangan (PPL) Lendah, Sri Hartati. Total luas budi daya bawang merah di Lendah 20 ha.
Petugas pengendali organisme penggangu tanaman (POPT) Kulon Progo, Ngadiran, menambahkan, penerapan budi daya ramah lingkungan baru dirintis dengan memasang likat kuning dan feromon sex. Untuk pemantauan dan menekan populasi hama ulat bawang (Spodoptera exigua), dipasang perangkap feromon sex sebanyak 20 buah per ha.
"Termasuk mengaplikasikan pupuk organik pada pemupukan dasar dan menanam tanaman refugia di sekitar lahan untuk meningkatkan jumlah musuh alami, terutama parasitoid dan predator pada pertanaman," jelasnya.
Hingga kini, ungkap dia, OPT yang menyerang hanya ulat bawang. Diklaim dapat dikendalikan secara mekanik dengan mengumpulkan kelompok telur dan larva S. exigua (pembutitan). "Lalu memusnahkannya yang dilakukan pada umur 7-35 hari setelah tanam."